Ratio(LER). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumpangsari kacang hijau dengan jagung manis memberikan pertumbuhan dan kualitas benih kacang hijau yang sama baiknya dengan pertanaman monokultur. dengan jenis tanah Regosol, ketinggian +113 m dpl dan di Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Gadjah Mada Tumpangsari berjalur 21,67 41,33 27,33 90,3 30,1 Tumpang sari selang seling 5,00 10,33 6,33 21,7 7,2 Tumpang sari sisipan kacang panjang 19,00 21,67 24,67 65,3 21,8 Tumpang sari sisipan tomat 30,33 34,67 26,67 91,7 30,6 Total 86,00 143,00 97,67 326,67 21,78 Sidik Ragam Rata-Rata Populasi Aphis craccivora Pada Tanaman Kacang Panjang SK DB JK KT Penamanjagung dengan jarak tanam yang teratur akan membantu petani mudah, mengetahui berapa banyak tanaman dalam satu satuan luas lahan tertentu (ha,3/4ha,1/2 ha, 1/25 ha) mempermudah petani dalam melakukan pemeliharaan tanaman, menambah nilai keindahaan dalam. 6 Cara Tumpang Sari Jagung Dan Kacang Tanah Dengan Tips Mudah Tumpangsari dapat juga dilakukan antara tanaman semusim dengan tenaman semusim yang dapat saling menguntungkan,misalnya antara kacang-kacangan tidak bergantung pertumbuhannya karena sedikit terlindung pada jagung (Zea mays L.). Jagung dan kacang tanah memungkinkan untuk ditanam secara tumpng sari karena kacang tanah termasuk Untuktumpangsari jagung dan kacang tanah dengan perlakuan waktu. tanam kacang tanah bersamaan dengan jagung dan populasi kacang tanah 190.476. rumpun/ha memberikan hasil terbaik yaitu diperoleh hasil jagung sebesar 7,72. t/ha dan kacang tanah sebesar 1,59 t/ha serta mempunyai nilai rata-rata NKL. EdJcS. ArticlePDF AvailableAbstract and Figuresp>One way intentification food plant by intercropping systems. This study aims to determine effect differences in yield and find out what varieties maize growth and provide the best yield of intercropping maize varieties grown peanuts when planted in Additive Series. The study is based on Randomized Complete Block Design RCBD, with one factor of maize varieties V with four replications. V01 Kancil monoculture peanut varieties, V02 monoculture Bisma corn varieties, V1-V6 multiple varieties of maize cropping pattern Kancil peanut varieties V1 Arjuna maize varieties, V2 Bisma corn varieties, V3 maize varieties Lamuru, V4 maize varieties Srikandi Putih, V5 Sukmaraga corn varieties, and V6 maize varieties Gumarang. Analysis was performed by F test level 5 % and if the significant difference was followed by Duncan Multiple Range Test DMRT level 5%. The yield tend to be highest in groundnut V6 of tons/ha and corn V4 of tons/ land in North Maluku is potential to implement polyculture farming. Corn and soybeans are food commodities that can be used as intercrops among coconut stands to increase farmers' income. The purpose of this study was to determine the feasibility of land productivity and farming of polycarbonate systems under coconut stands as well as farmers' preferences for cultivation technology innovation. The research was carried out from May to October 2018 on coconut land owned by farmers in Bumirestu Village, East Halmahera Regency, North Maluku. The study applied integrated crop management PTT of corn and soybeans under coconut stands using VUB and fertilizer treatment. The analysis was used to answer the objectives, namely the calculation of land equality ratio LER, RC ratio, and farmers' perceptions. The results showed that coconut-corn intercropping increased 92% of the efficiency of land productivity with a value of LER Intercropping of soybeans increases 76% of land productivity efficiency with a LER value of The increase in profits of coconut farming from the intercropping pattern of coconut - corn is Rp. 7,495,800/harvest with R/C while from the intercropping pattern of coconut - soybean is Rp. 4,402,000/harvest with an R/C value of Farmers' perceptions of technological innovations overlapping corn-coconut and coconut-soybean showed a positive perception. Farmers assume that technological innovations in intercropping corn-soybeans under coconut stands are beneficial, in accordance with the values and needs of the community, have low complexity, are easy to implement, and the results are significant. ABSTRAK Lahan kering kelapa di Maluku Utara berpotensi untuk penerapan usahatani polikultur. Jagung dan kedelai merupakan komoditas pangan yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman sela di antara tegakan kelapa untuk meningkatkan pendapatan petani. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelayakan produktivitas lahan dan usahatani sistem polikutur di bawah tegakan kelapa serta preferensi petani terhadap inovasi teknologi. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei-Oktober Tahun 2018 di lahan kelapa milik petani di Desa Bumirestu, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Penelitian menerapkan pengelolaan tanaman terpadu PTT jagung dan kedelai di bawah tegakan kelapa dengan menggunakan varietas unggul baru VUB dan perlakuan pupuk. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan yaitu perhitungan nisbah kesetaraan lahan NKL, RC ratio, dan persepsi petani. Hasil penelitian menunjukkan tumpang sari kelapa-jagung meningkatkan 92% efisiensi produktivitas lahan dengan nilai NKL 1,92. Tumpang sari kelapa-kedelai meningkatkan 76% efisiensi produktivitas lahan dengan nilai NKL 1,76. Peningkatan keuntungan usahatani kelapa dari pola tumpang sari kelapa – jagung sebesar Rp. dengan R/C 1,89 sedangkan dari pola tumpang sari kelapa – kedelai sebesar Rp. dengan nilai R/C 1,55. Persepsi petani terhadap inovasi teknologi tumpang sari jagung-kelapa dan kedelai-kelapa menunjukkan persepsi yang positif. Petani mengganggap bahwa inovasi teknologi tumpang sari jagung-kedelai di bawah tegakan kelapa menguntungkan, sesuai dengan nilai dan kebutuhan masyarakat, memiliki kerumitan yang rendah, mudah diterapkan, dan hasilnya signifikan

tumpang sari jagung dan kacang tanah